22 Juni 2008

Siyasah dalam Sejarah

Siyasah dalam Sejarah
Oleh : Abdurrahman S.

NORMA SEJARAH
Al Qur-an pada banyak surat , mengajarkan kepada kita agar mampu bersikap adil dan jujur dalam menimbang sejarah karena sejarah memang seharusnya dipelajari untuk dapat diambil pelajaran daripadanya .

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.( QS. Yusuf : 111 )
Begitu juga Rasululloh saw juga terkadang menceritakan kisah – kisah dalam sejarah ketika hendak mengajarkan sebuah atau beberapa nilai kebenaran dalam Islam kepada para Shahabatnya .
Satu hal yang harus diperhatikan adalah , bahwa kita tidak boleh seolah menjadi pelaku sejarah yang sedang kita pelajari itu , karena hal itu akan menipu kita dan orang lain . Penjiwaan kita terhadap jalannya sebuah peristiwa dalam sejarah seharusnya tidak keluar dalam konteks upaya ilmiah pengambilan ibroh untuk kemudian secara serius mengambil hikmah dari kekayaan sejarah agar dapat kita teladani kebaikan yang ada . Dan sekali – kali tidak boleh timbul rasa kepemilikan yang keluar konteks bahwa sejarah itu hanya milik sendiri . Kita akan merasa menjadi pemilik kebaikan dari para pelaku sejarah yang baik dan secara serampangan menimpakan keburukan kepada pihak lain dari contoh buruk yang ada dalam sejarah . Klaim – klaim bodoh dan palsu seperti inilah yang pada akhirnya memandulkan kita dalam upaya mempelajari kebaikan dan mengamalkannya bagi kemanfaatan sekarang , karena kita menjadi pengkhayal dan pemimpi besar bahwa kita pahlawan kebaikan . Misalnya hanya dengan pandai menceritakan kepahlawanan tokoh – tokoh kebaikan dalam sejarah kemudian kita berintishob dengan memakan apa yang mereka makan , berpakaian seperti pakaian mereka , berbicara dengan bahasa dan gaya mereka , lantas hanya dengan hal-hal yang remeh seperti itu , kemudian kita katakan kepada orang lain bahwa pahlawan itu adalah kita dan kita adalah pahlawan yang sama dengan pelaku kebaikan itu .
Alloh SWT mengingatkan kita :

Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. Al Baqoroh : 134 dan141)
Juga tak boleh karena kecintaan atau kebencian kita terhadap suatu kelompok dan fanatik atau benci kepada figur seseorang tokoh kemudian kita tidak bersikap adil dalam menimbang sejarah sepanjang pengetahuan dan kemampuan kita . Apriori atau fanatik dalam menyikapi sejarah mengakibatkan gagalnya kita mengambil hikmah ataupun ibroh.
Hal ini akan menimbulkan ketidak – jujuran dalam mensikapi zaman dimana kita hidup sekarang dan berarti kita juga akan sesat dalam mengambil jalan . Jadi ukurannya pengetahuan bukan perasaan .
Sikap buruk semacam itulah yang menjadi sifat Yahudi dalam beragama , kebenaran buat mereka adalah nisbatisasi atau klaim bukan keimanan yang benar . Sebagaimana juga cara beragamanya orang – orang Arab Baduy yang dicela oleh Al Qur-an . Bahkan bodohnya Yahudi , mereka berani menyatakan bahwa Syurga hanya untuk kalangannya dan kalaupun disentuh siksa api neraka maka itu hanya sebentar saja sekalipun keimanan mereka sudah copot dan hancur karena pembangkangan mereka yang terus menerus terhadap perintah Alloh SWT . Inilah aqidahnya kaum Murji’ah yang juga sekarang banyak dianut sadar atau tanpa sadar oleh kebanyakan kaum yang mengaku muslim .

Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh Keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"
(Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya
.
( QS. Al Baqoroh : 78 – 81 )


Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS. Al Hujuraat : 14 )
Bahkan bodohnya bertambah lagi , orang – orang Arab Baduy ini dan orang – orang yang mengikutinya sekarang , mengaku - aku telah memberi jasa kepada Islam hanya lantaran pengakuannya sebagai orang – orang beriman . Perhatikanlah firman Alloh SWT :

Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar."( QS Al Hujuraat : 17 )
Jadi siapa saja yang memiliki sifat – sifat seperti ini , maka sesungguhnya mereka adalah orang – orang yang sama dan selalu memusuhi kebenaran . Apalagi kalau kebenaran itu ternyata ada pada pihak yang mereka tidak sukai dan bukan termasuk golongan mereka , maka seluruh kedengkian dan permusuhan akan mereka kobarkan dengan diam – diam atau terang – terangan . Sekalipun mereka harus mengorbankan kebenaran di altar berhala hawa nafsunya ! Golongan semacam ini juga tidak segan – segan mengkungkung dan memperkosa dalil – dalil syar’i dalam kuil – kuil ambisinya agar manusia tertipu dengan penampilan mereka yang seperti pendeta – pendeta anti kenikmatan dunia padahal merekalah yang paling rakus terhadap dunia ! Air liurnya menetes tanpa henti seraya menjilat ‘pantat’ para penguasa Istana dunia sedangkan kemarahannya menyala dalam tatapan kebencian tak bertepi kepada para Mujahid , pejuang kebenaran . Bagi mereka , kepatuhan tanpa reserve kepada penguasa dan kebencian terhadap para Mujahid adalah tiket untuk hidup nyaman dan aman di muka bumi dengan merampok di jalan pintas lewat klaim sebagai ahli syurga sendirian .
Alloh SWT mencela golongan yang mengikuti watak dan sifat Yahudi dan Nasrani yakni golongan yang sebenarnya tidak memiliki ilmu namun merampas kebenaran hanya untuk menjaga eksistensinya di dunia ini .

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
(tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya
. ( QS. Al Baqoroh : 111 – 113 )
Firman Alloh : . demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu , para Ulama berselisih paham mengenai makna orang-orang yang tidak mengetahui . Atha’ berkata bahwa mereka adalah ummat – ummat sebelum Yahudi sedangkan As Sa’di berpendapat bahwa mereka adalah orang – orang Arab yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw tidak memiliki pegangan apapun . Ibnu Jarir memilih untuk berpandangan bahwa yang dimaksud adalah ummat mana saja yang dipandang selaras ( bersifat seperti Yahudi dan Nasrani ) .[1]
Penulis memilih pendapat apa adanya ayat , maka pendapat Ibnu Jarir lebih kuat yaitu siapa saja bahkan dari kalangan ummat Islam jika ia bersifat laksana Yahudi dan Nasrani maka ia patut dicela sebagaimana Alloh mencela Yahudi dan Nasrani ! Dalam konteks inilah , penulis ingin mengingatkan kita semua , bahwa perjuangan Islam yang selama ini banyak diupayakan oleh aktivis maupun kelompok – kelompok pergerakan dan seakan – akan selalu kandas bahkan tersesat jalan serta mudah dipermainkan setan – setan dari kalangan Jin dan manusia , adalah lebih disebabkan belum bersihnya keyakinan dan mentalitas kita dari millah Yahudi dan Nasrani .
Hegemoni yang dipegang bangsa – bangsa kolonial dari kalangan Yahudi dan Nasrani sedikit banyaknya mempengaruhi tokoh – tokoh pergerakan sehingga mereka sulit untuk konsisten dengan hidayah Alloh . Maka dalam banyak pidato dan tulisan mereka tidak sedikit pikiran , pandangan dan pendapat orang – orang Barat kafir itu menghiasinya . Celakanya , ketika tulisan dan arahan para tokoh itu menjadi Manhaj Pergerakannya , wal hasil dengan perlahan tapi pasti orientasi pergerakannya menjadi semakin sulit ditimbang dengan nilai – nilai Islam walaupun mereka menyangka dengan keyakinannya , bahwa mereka tidak menyimpang dari Islam ! Akibatnya Alloh meninggalkan dia dan perjuangannya .

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ( QS. Al Baqoroh : 120 )
Padahal mengikuti millah Yahudi dan Nasrani sebagai kaum yang dimurkai dan disesatkan Alloh inilah yang mengakibatkan ummat Islam bisa menjadi murtad atau minimal berpecah belah dan terus berselisih sesamanya . Hingga perolehan apapun yang didapat dalam gerak perjuangannya akan senantiasa mandul , karena kelompok ummat Islam yang satu membangun sedangkan yang lainnya bekerja untuk merusak dan menghancurkan bangunan yang telah disusun ikhwahnya . Tidak jarang persahabatan dalam perjuangan akhirnya berubah menjadi permusuhan nyata di medan aktivitasnya. Jadi dengan kondisi begitu , jangankan untuk mampu melaksanakan berbagai perintah Alloh bahkan kita selalu justru melaksanakan amalan – amalan yang dilarang dan dibenci Alloh ‘Azza wa Jalla , wallohul Musta’an !
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, Padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
( QS Ali Imron : 100 – 105 )
Nah , ketika masing – masing kelompok ummat Islam yang terus berselisih dan berpecah terus membangun dan memperkuat kelompoknya tanpa mau mengkoreksi perjalanannya dengan justru memunculkan sikap – sikap mau benar dan mau menang sendiri seraya melemparkan tuduhan – tuduhan negatif kepada selainnya , maka kekuatan – kekuatan yang terbangun malah menjadi bumerang yang sulit dikendalikan . Senjata itu semacam itu mungkin berbahaya bagi musuh namun jauh lebih membahayakan diri sendiri ketika semuanya diluar kendali . Alih – alih mau mewariskan kebaikan malah yang terjadi kita mengkader keburukan dan meninggalkan sunnah jelek yang dosanya akan menimpa kita ketika orang – orang setelah kita mencontoh kelakuan buruk itu .

KETIKA SEJARAH BICARA
Pada tanggal 10 September 1912 , pimpinan perkumpulan Sarikat Dagang Islam beralih ke tangan Haji Oemar Said Cokroaminoto dari Haji Samanhudi . Dan nama perkumpulan dirubah menjadi Sarikat Islam . Perkumpulan yang semula didirikan untuk tujuan mempertinggi tingkat kehidupan rakyat bumiputra akan tetapi dalam perkembangannya seterusnya berubah dari perkumpulan sosial menjadi perkumpulan politik . Dalam Kongres pertama yang diadakan di Surabaya pada tanggal 23 Januari 1913 , HOS Cokroaminoto mengatakan : “ Partai kita bukanlah partai politik , bukan ( pula ) partai yang menghendaki revolusi , sebagaimana yang dianggap banyak orang . Kita setia pada pemerintah , kita merasa puas ( ridho ) di bawah Pemerintah Belanda , tidak benar kami berniat untuk mengadakan kekacauan . Siapa yang menuduh kami hendak memberontak adalah orang yang fikirannya tidak waras !”
Dapat kiranya diperkirakan , bahwa ( dengan ) ucapan – ucapan inilah ditambah pemasukan unsur Islam dalam tujuan organisasi yang mengakibatkan kemajuan perkumpulan menjadi pesat dan cepat . Dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tidak mengalami kesulitan . Malahan atas permufakatan antara Pemerintah Kolonial dengan Pimpinan Partai diperbuat suatu rumusan tujuan yang dinyatakan berlaku bagi Perkumpulan Sarikat Islam di daerah – daerah dimana dalam rumusan ini tidak terdapat tujuan – tujuan yang bersifat politik . Begitupun perumusan tujuan dalam Central Sarikat Isalm tahun 1915 di Surabaya , perkumpulan tetap pada status semula sebagai perkumpulan sosial bukan perkumpulan politik .
Keadaan kemudian berubah , dalam Kongres I Centraal Sarikat Islam pada bulan Juni 1916 di Bandung , HOS Cokroaminoto dengan tegas menyatakan bahwa ( CSI adalah ) pergerakan rakyat yang berusaha untuk membentuk suatu kesatuan yang kokoh bagi setiap bagi setiap bangsa di Hindia Belanda yang bersatu padu akan mengusahakan meningkatkan status mereka menjadi suatu ‘nazi’ untuk seterusnya dengan lambat laun melalui jalan yang sah , mencapai pemerintahan sendiri ( Zelfbestuur ) , setidak – tidaknya suatu keadaan yang memberikan hak turut menentukan dalam soal – soal kenegaraan . Perubahan tidak hanya berlaku dalam ‘tujuan’ akan tetapi juga dalam cara – cara berjuang untuk mencapai tujuan itu . Ucapan – ucapan yang semula tidak mengandung rasa benci terhadap pemerintah Kolonial , berubah menjadi sikap ‘agresif’ terhadap pemerintah Kolonial tersebut .
Dalam kongres ke-2 , Centraal Sarikat Islam pada bulan Oktober tahun 1917 , sikap agresif ini ternyata dengan jelas . “ Daripada jalan untuk memperoleh keadilan , yaitu jalan revolusioner dan perlementer , ( maka ) Pimpinan Centraal Sarikat Islam masih berpegang pada aksi Parlementer , “ kata Abdul Muis ( sebagai salah satu unsur Pimpinan CSI ) , “ Apabila aksi Parlementer tidak membawa hasil , apabila aksi Parlementer senantiasa gagal dalam usaha merombak benteng – benteng kesewenang- wenangan dan penindasan ( maka ) ada kemungkinan Pimpinan Centraal Sarikat Islam akan mengorbankan diri untuk kepentingan tanah air dan bangsa , bila perlu !” Seterusnya diputuskan dalam kongres tersebut , Pemerintahan Sendiri atau Zelfbestuur sebagai tujuan akhir dari perjuangan Centraal Sarikat Islam dalam melawan penindasan politik . [2]
Wafatnya HOS Cokroaminoto ( 1934 ) dibarengi dengan kekacauan politik yang melanda seluruh negri , tidak terkecuali dengan apa yang kemudian menimpa Partai Sarikat Islam Indonesia ( PSII ) yang merupakan kelanjutan dari Centraal Sarikat Islam . Perpecahan terjadi pada perkumpulan besar ini , kemelut internal yang terjadi karena perbedaan paham di tataran elit pimpinan partai dalam menentukan kebijakan dan taktik perjuangan . Pimpinan – pimpinan partai akhirnya terpecah menjadi tiga ( 3 ) kelompok , yaitu :
1. Kelompok yang menyebut dirinya sebagai kelompok PSII Penyadar yang dipimpin KH. Agus Salim dan Sangadji dimana mereka mendesak Abikusno Cokrosuyoso sebagai pimpinan Lajnah Tanfidziyah PSII untuk meninjau kembali Politik Hijrah yang mereka anggap terlalu radikal dan mempersulit gerak dan posisi PSII dalam menghadapi Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda .
2. Kelompok sempalan kedua yakni mereka yang dipimpin Sukiman , Wali Al Fatah dan KH. Mas Mansyur . Mereka kemudian membuat partai baru yang diberi nama Partai Islam Indonesia ( PII ) . Mereka ini juga kelompok yang tidak setuju dengan diteruskannya Politik Hijrah bahkan mereka mau kembali dengan mengajukan syarat – syarat .
3. Dan kelompok terakhir yaitu kelompok induk organisasi yang dipimpin Abikusno Cokrosuyoso , SM Kartosuwiryo dan Windo Amiseno yang meneruskan Politik Hijrah baik sebagai strategi perjuangan maupun dalam pembinaan masyarakat .[3]
Namun pada skenario sejarah berikutnya , cita – cita yang diemban para pemimpin awal PSII terus mengkristal . Sebagian penerusnya terlibat dalam melahirkan negara karunia Iblis Jepang dengan BPUPKI dan PPKI-nya sedangkan para ‘Ulama dan kaum muslimin yang revolusioner dengan representasi SM Kartosuwiryo melahirkan negara karunia Alloh dengan Negara Islam Indonesia-nya . Dari sinilah mulai nampak siapa - siapa pelacur aqidah dan siapa pejuang berhidung belang yang tidak tahan dengan rayuan dunia serta siapa pula pejuang aqidah yang istiqomah dan memilih hidup mulia atau mati dalam memperjuangkan Syari’ah . Mulai titik inilah sesungguhnya juga nyata , bahwa kebanyakan pemimpin dan organisasi yang menisbatkan diri sebagai aktivis dan ormas Islam justru lebih suka hidup aman dan tidur nyaman serta mati terkubur dengan gelar pahlawan dibawah pohon kekufuran berwujud falsafah musyrik dan ideologi anti Syari’at Islam yang digali dari kubur peradaban nenek moyang yang beragama dynamisme ( percaya kesaktian benda-benda mati ) dan politheisme ( percaya kepada banyak setan yang mereka sebut sebagai tuhan- tuhan ) .
Bantahan akan ungkapan terakhir diatas , tentu saja bisa dibuat bahkan dikarang sebagai karya ilmiah . Argumentasi semu dan pujian setinggi langitpun dapat dikemukakan sebagai bukti pembelaan orang – orang atau organisasi – organisasi yang dicintai secara fanatik namun fakta sejarah adalah bukti dihadapan mahkamah peradaban yang tidak dapat dibantah ! Kita memang tidak boleh menyederhanakan sejarah tapi juga tidak boleh merumitkan fakta sejarah yang sebenarnya sederhana dengan dalih metode ilmiah , misalnya . Timbangan yang benar terhadap sejarah akan menentukan nilai hakiki dari kelangsungan kehidupan berikutnya , dari generasi ke generasi , tapi sebaliknya pemutar-balikkan atau distorsi terhadap sejarah bisa berakibat pada kesesatan dalam menetapkan sikap terhadap kebenaran atau kepalsuan realita yang kini melingkupi.

Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)? ( QS An Nisaa’ : 107- 109 )
Namun patut dicatat bahwa ketika kita selalu gamang menilai sejarah maka dengan sendirinya kita juga akan menjadi orang yang selalu ragu menntukan sikap di kehidupan kontemporer . Akhirnya kita terjerembab di lubang yang sama yang dialami para pendahulu kita itu !

SEJARAH KESESATAN BERLANJUT
Lantas ada yang berpendapat , bahwa perpecahan ummat yang terjadi diakibatkan pada pemilihan tataran politik sebagai lahan perjuangan . Kemudian mengambil sikap apriori terhadap segala sesuatu yang berbau politik . Dan merayu dirinya dan orang lain untuk berpuas dalam klimaks hidup yang hanya berkhayal sebagai calon pasti ahli syurga walau hanya dengan mengamalkan secara sesat sebahagian ajaran Islam . Yakni dengan berdandan bak orang – orang sholeh , memfasihkan lisan seperti orang – orang ‘alim dan berperilaku pongah seakan kebenaran hanya ada pada diri dan kelompoknya !
Namun ketika mereka seolah cerai dengan dunia pada saat sama mereka memberikan loyalitas dan dukungan tak terbatas kepada para penguasa dunia yang zalim dan memusuhi Syari’at serta menghapuskan Jihad . Mereka sudah cukup meninggikan Islam walau hanya ‘dibayar’ dengan sebidang tanah dimana mereka bebas ‘beribadah’ menurut pemahamnya . Ummat tak boleh berjuang dan bergerak karena negri seperti Indonesia hari ini adalah Darul Islam dan pemerintahnya adalah Ulil Amri yang wajib dita’ati setiap orang beriman maka mengkritisi apalagi melawannya adalah tindakan kelompok Takfiry dan Khawarij . Kelompok model mereka ini terkenal gencar mengumandangkan bahwa bersiyasah hari ini adalah meninggalkan siyasah itu sendiri , berjihad hari ini yang utama adalah dengan tidak berjihad bahkan ber-i’dad pada era sekarang adalah dengan tidak mempersiapkan apa – apa ! Subhanalloh . . . !

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.
Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan Dusta terhadap Allah? dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir , bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman
.
( QS. An Nisaa’ : 49 – 51 )
Kelompok semacam ini , sekali lagi , tidak berbeda dengan Yahudi dan Nasrani , kaum penyembah Jibti dan Thaghut yang dikutuk Alloh menjadi monyet dan babi ! Mereka gemar menyembunyikan kebenaran yang turun dari Rabb mereka demi kehidupan yang aman dan nyaman di atas dunia . Mereka adalah penipu yang keji , penjual yang buruk dan cepat gembira dengan amal sedikit yang telah dilakukan serta gila pujian padahal belum melakukan kemuliaan !

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.( QS. Ali Imron : 187-188 )
Beberapa tahun terakhir ini mulai nampak semarak dengan muculnya kelompok yang mengklaim diri mereka sebagai para pejuang Tauhid dan Sunnah , pemberantas syirik dan bid’ah. Dengan modal semangat yang menggebu-gebu dan ilmu seadanya mereka tegak pongah seraya mengaku sebagai kelompok Ahlus Sunnah wal Jama’ah , merekalah orang-orang yang memperjuangkan pemahaman-pemahaman salaful ummah satu – satunya . Sungguh betapa mulia dan bernilainya kelompok tersebut seandainya mereka konsekuen dengan slogan-slogan yang mereka gembar-gemborkan di berbagai tempat dan kesempatan itu. Mereka tampil di tengah-tengah umat Islam ini dengan membawa gebrakan-gebrakan yang memukau dimana mereka dengan penuh semangat menyerang berbagai Harokah Islamiyah yang aktivisnya memperjuangkan Islam dengan Jihad dan Istisyhadiyah. Dengan bermodal taqlid dan ta’ashub mereka meneriakkan bahwasanya siapa saja yang memperjuangkan Islam dengan Jihad dan Istisyhadiyah ini sebagai kelompok Ahlul Bid’ah dan Khowarij yang harus diperangi..Sungguh memprihatinkan keadaan ini bagi orang yang mempunyai sedikit pemahaman yang benar tentang Islam, apalagi jika dirasakan oleh orang –orang yang berilmu .
Kaum yang menyebut diri sebagai Salafi ini , dengan congkak dan sombong selalu menggunakan slogan-slogan menyesatkan untuk menipu orang-orang bodoh. Mereka melemparkan julukan-julukan semau mereka terhadap semua orang yang bertentangan dengan pemahaman mereka. Si fulan Salafi Sururi, ini kelompok Quthbiyah, yang itu Khowarij Gaya Baru, ahlul bid’ah dan lain-lain. Lalu – seperti biasanya - mereka dengan tanpa malu-malu mengumumkan kepada semua orang bahwasanya : “ kamilah kaum Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kamilah kelompok Sunni Salafi , orang yang tidak seperti kami adalah ahlul bid’ah. “ Mereka menyangka bahwasanya dengan menggunakan slogan-slogan saja cukup menjadikan mereka sebagai orang yang suci. Kepada mereka kita sampaikan firman Alloh Yang Maha Benar ini :

“ Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, Maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.”
( Al Baqoroh : 94-95 )
Hanya cukup dengan mengkaim diri sebagai Ahlus Sunnah maka bagi mereka sudah berarti menjadi orang atau kelompokyang terbaik. Padahal dalam kaidah disebutkan al-‘ibrotu bil musamma laa bil ism . Kalau kita kaji secara obyektif , teliti dan hati – hati , maka wajarlah kalau mereka menggunakan slogan-slogan sebagai senjata utama karena mereka sebenarnya memang tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk menerangkan kepada umat tentang apa sebenarnya Sunnah itu dan apa sebenarnya yang dikatakan Bid’ah itu.
Kalau kita menela’ah secara dalam terhadap tulisan-tulisan mereka akan kita dapati bahwasanya yang dimaksud dengan Khowarij adalah orang-orang yang keluar dan memberontak kepada Penguasa dimanapun . Dan sungguh , bila dasarnya hanya sebegitu maka pengertian ini sebenarnya tidaklah mengandung kebenaran sedikitpun. Dalam Syari’at Islam , sesungguhnya orang yang memberontak kepada pemerintah yang ada karena takwil adalah ahlul baghyi. Memang bisa jadi mereka itu Khowarij, tapi mereka yang dikatakan Khowarij bukanlah karena mereka memberontak kepada pemerintahan yang ada saja , akan tetapi mereka dikatakan Khowarij memang semata-mata karena aqidah bathil yang dianut mereka.
Kaum Khowarij mengumandangkan bahwa menentukan Hukum hanyalah milik Alloh , tentu saja slogan ini benar tapi tujuannya bathil ( Kalimatul haqq yuridubiha al Bathil ) karena mereka merongrong kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra. yang jelas – jelas menerapkan Syari’at Islam dalam kekuasaannya . Kaum Khowarij juga mengkafirkan kaum muslimin yang bukan kelompoknya sekalipun mereka adalah para shahabat RasuluLloh saw terkemuka , maka jelas dan terang kesesatan mereka , namun demikian jumhur ‘Ulama tidak sepakat atas kekafiran Khowarij . Akan tetapi menuding para pejuang Syari’at Islam yang berjuang di negri – negri mayoritas muslim yang dikuasai para pemimpin sekuler ( yaitu mereka yang anti Syari’at Islam ) , sebagai kaum Khowarij , adalah suatu kecerobohan dan ketergelinciran yang fatal , bahaya dan menyesatkan !
Dengan manhaj pemahaman yang sesat itu maka beredarlah di kalangan ummat Islam saat ini yakni kesan bahwa Khawarij adalah kaum yang suka mengkafirkan pemerintah , karena tidak menerapkan syariat Islam. Kesan tersebut semakin kuat ketika muncul slogan Khawarij Gaya Baru (KGB) yang dikumandangkan orang – orang pengklaim sebagi satu-satunya pengikut Salafus Sholih . Tuduhan semacam ini tentu ditujukan kepada kaum yang mengkafirkan pemerintah yang tidak mau menerapkan Syariat Islam , walaupun misalnya , kaum yang dituduh KGB itu punya hujjah dari sisi Alloh dan RasulNya !
Mengenai kebathilan aqidah Khawarij, kaum Salaf telah menyepakatinya. Tetapi permasalahannya, benarkah klaim Khawarij dialamatkan kepada setiap orang atau kelompok yang mengkafirkan pemerintah yang tidak menerapkan syariat Islam.
Kalau Anda mencermati alasan mereka yang meyakini adanya Khawarij Gaya Baru, pasti Anda tidak menemukan argumen yang lebih kuat daripada alasan tersebut di atas. Tidak juga ada argumen lain yang memiliki kekuatan setingkat dengan argumen tersebut. Maka kemudian kaum Murji’ah ekstrim / ghulat menggunakannya hal itu untuk meneguhkan madzhab mereka, dan menekankan bahwa kekafiran itu tidak disebabkan oleh suatu amal, meskipun perbuatan itu bersujud kepada berhala. [4]
Menurut Ibnul Qoyyim rahimahulloh , 2 hal yang merusak agama yaitu fitnatusy syahowat dan fitnatusy syubuhat . Adalah maklum , bahwa penduduk negri ini dibanjiri dengan limpahan sampah peradaban berupa berbagai kemaksiatan dalam berbagai bentuknya . Sebabnya , karena konsensus para pendiri bangsa yang telah dengan sadar , untuk menyenangkan orang – orang kafir agar tak lepas dari negara kesatuan , mencoret kalimat “ … kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi para pemeluknya ...” lewatsehari setelah memproklamirkan berdirinya negara bangsa ini .
Namun tak kalah hebat dari bencana itu , yakni justru para tokoh Islam hari ini baik para da’i dari kalangan ‘ulama maupun penuntut ilmu yang telah terkena fitnatusy syubuhat dalam memahami agamanya . Bahkan tenggelam dalam bid’ah berbahaya berupa paham Murji’ah yang jelas membabat kewajiban melaksanakan Syari’at Islam . Maka akibatnya menjadi semakin fatal , ummat awam yang diserang bertubi – tubi dengan berbagai kemaksiatan dan dipenjara oleh aturan – aturan manusia , justru semakin hanyut menjauh dari Islam diseret para Setan dengan berbagai kemusyrikan dan kekufuran .

Wallohu ‘alamu bish showwab !
[1] Tafsir Ibnu Katsir , GIP – Jakarta , Cet. VI / 2003 , Jilid I halaman 200
[2] Periksa buku “Demokrasi Selayang Pandang” karya Mr. SM Amin , Penerbit : Pradnya Paramita - Jakarta , Cet. II / 1981 , halaman 65 – 66 .
[3] Lihat Jejak Jihad SM Kartosuwiryo , Irfan S. Awwas , Penerbit Uswah Jogjakarta , Cet. III / 2007 , halaman 87 – 88
[4] 8 paragraf ini penulis kutipkan dari karangan yang tidak diketahui nama dan tempat tinggalnya , namun penulis percaya niat baik dan wawasan sang pengarang . Penulis hanya mengedit atau mernambah seperlunya tanpa bermaksud mengurangi apalagi menyimpangkan pokok pikiran si pengarang .